Lamborghini Huracán LP 610-4 t

Salamah Wapblog

Santri ngeblog

Tentang | Kontak | Partner

Wanita pemesan neraka

Kamis 11-08-2011

Seorang kolumnis majalah Al-Manar di Mesir pada tahun 2002, mengisahkan. Dalam sebuah perjalanan, sekitar 300 Km antara Kairo-Alexandria, di saat cuaca yang panas di sebuah mikrobus, ada seorang perempuan muda berpakaian kurang layak untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat karena pakaiannya yang sangat minim dan karena menentang kesopanan. Ia duduk di ujung kursi dekat pintu keluar.

Tentu saja dengan pakaian seperti itu mengundang perhatian kalau bisa dibahasakan sebagai keprihatinan sosial. Seorang bapak setengah baya yang kebetulan duduk disampingnya mengingatkan bahwa pakaian seperti itu bisa mengakibatkan sesuatu yang tidak baik bagi dirinya, disamping pakaian seperti itu juga melanggar aturan agama dan norma kesopanan.

Tahukah Anda apa respon perempuan muda tersebut? Dengan ketersinggungan yang sangat, ia mengekspresikan kemarahannya, karena merasa privasinya terusik. Hak pakaian menurutnya hak perogratif seseorang. "Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolong pesankan saya tempat di neraka Tuhan Anda!!". sebuah respon yang sangat frontal, dan sang bapak pun hanya beristighfar. Ia terus menggumamkan kalimat-kalimat Allah.

Detik-detik berikutnya suasana pun hening. Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap dalam mimpinya, tak terkecuali perempuan muda itu. Hingga sampailah perjalanan di ujung tujuan. Di terminal terakhir mikrobus Alexandria, semua penumpang siap-siap untuk turun. Tapi mereka terhalangi oleh perempuan muda tersebut yang masih terlihat tidur. Ia berada di dekat pintu keluar. "Bangunkan saja!" begitu kira-kira permintaan para penumpang.

Tahukah apa yang terjadi? perempuan muda tersebut benar-benar tidak bangun lagi. Ia menemui ajalnya sebagaimana permintaannya. Dan seisi mikrobus tersebut terus beristighfar, menggumamkan kalimat Allah.

Sebuah akhir yang menakutkan. Mati dalam keadaan menentang Allah. Seandainya tiap orang mengetahui akhir hidupnya, seandainya tiap orang menyadari hidupnya bisa berakhir setiap saat, seandainya tiap orang takut bertemu dengan Tuhannya dalam keadaan yang buruk, tentulah dia akan berhati-hati dalam beramal (berbuat), berucap dan selalu mendekatkan diri kepada Allah swt.

Kembali ke beranda
Komentar

Komentari kiriman ini

Share/bookmark

Beranda | Tentang | Kontak | Halaman lain | Partner

© 2011 Salamah.wap.sh
Template by Laloe Wap
Xtgem.com free mobile hosting

By Tajussubki Sebbereh ---